Ngomongin Qadha Shalat Mayit, Apa Wajib Diganti Ahli Waris?
![]() |
| Ilustrasi Qadha Shalat. dok. pexels.com/Alena Darmel |
Ngomongin qadha shalat mayit, apakah wajib diganti ahli waris? Simak pandangan ulama lengkap dan mudah dipahami di sini.
Sebagai seorang muslim, kita pasti sadar kalau shalat itu non-negotiable, alias wajib hukumnya. Tapi bagaimana kalau tiba-tiba ada kerabat yang meninggal dan kita tahu ternyata mereka punya shalat yang belum sempat diqadha? Nah, di sinilah pertanyaan yang sering bikin bingung muncul: bolehkah atau wajib ahli waris menunaikan qadha shalat orang meninggal?
Jangan khawatir, kita bakal kupas tuntas dari perspektif ulama, biar kamu nggak cuma tahu “boleh atau tidak”, tapi juga paham alasannya. Yuk, simak penjelasan berikut yang santai tapi tetap informatif!
Shalat memang menjadi tiang agama, dan meninggalkannya tanpa alasan syar’i bisa berakibat pada dosa. Tapi ketika shalat yang tertinggal itu milik orang yang sudah meninggal, hukum dan praktiknya agak berbeda. Jadi, sebelum kita asal qadha, mari kenali dulu pandangan para ulama yang sudah ahli di bidangnya.
Mengapa Mengqadha Shalat Itu Penting?
Dalam Islam, kewajiban mengqadha shalat itu jelas banget diatur. Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Fathul Mu’in menekankan bahwa seseorang yang meninggalkan shalat wajib seharusnya segera menggunakan seluruh waktunya untuk menunaikan qadha, kecuali untuk kebutuhan mendesak lainnya. Bahkan, melakukan shalat sunnah sebelum menqadha shalat wajib hukumnya haram.
“Sudah jelas menjadi kewajiban bagi orang yang meninggalkan shalat agar menggunakan seluruh waktunya untuk mengqadha shalat, selain waktu yang dibutuhkan untuk aktivitas lain. Dan haram bagi orang yang belum mengqadha shalat wajib untuk melakukan kesunahan.” — Ibnu Hajar Al-Haitami, Fathul Mu’in, hlm. 9
Jadi intinya, prioritas utama adalah bayar hutang shalat wajib dulu sebelum melakukan ibadah sunnah. Kenapa? Karena shalat wajib itu adalah tiang agama, dan meninggalkannya tanpa pengganti berarti meninggalkan kewajiban yang bisa berdampak serius bagi amal kita.
Kalau kita sendiri yang punya shalat tertinggal, penting banget untuk segera menunaikannya. Tapi kalau shalat yang tertinggal itu milik orang yang sudah meninggal, gimana? Nah, di sinilah perbedaan pendapat ulama muncul.
Pandangan Ulama Soal Qadha Shalat Mayit
Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan bahwa shalat yang belum diqadha oleh orang yang meninggal tidak wajib diganti oleh ahli waris. Artinya, secara fiqh mayoritas, kewajiban itu tetap menjadi tanggungan pribadi mayit.
“Barang siapa yang meninggal dan mempunyai tanggungan shalat, maka tidak perlu diqadha dan tidak perlu diganti dengan fidyah atas namanya. Namun ada pendapat yang membolehkan untuk mengqadha, baik si mayit berwasiat atau tidak. Imam As-Subki bahkan melaksanakan qadha bagi sebagian kerabatnya.” — Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in, hlm. 12
Jadi kalau kamu khawatir atau merasa bersalah karena kerabat meninggal meninggalkan shalat, tenang saja. Secara syariat, ahli waris tidak wajib menunaikan qadha atas nama mereka. Tapi kalau ingin melakukannya sebagai bentuk ibadah dan doa, itu diperbolehkan dan bahkan dianjurkan untuk mendoakan mayit.
Praktik seperti ini pernah dilakukan oleh Imam As-Subki, yang menggantikan sebagian qadha shalat kerabatnya. Jadi intinya, meskipun tidak wajib, melakukan qadha shalat mayit bisa menjadi amal tambahan dan doa yang bermanfaat bagi almarhum.
Bagaimana Cara Melakukan Qadha Shalat Mayit Jika Ingin Dicoba?
Kalau kamu memutuskan untuk menunaikan qadha shalat bagi orang yang sudah meninggal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ibadahnya tetap sesuai syariat:
-
Niat yang jelas: Qadha shalat yang dilakukan harus diniatkan khusus untuk mendoakan mayit, bukan untuk mengganti kewajibanmu sendiri.
-
Tata cara shalat tetap sama: Waktu dan rukun shalat tetap seperti shalat biasa, hanya niat dan doa ditujukan untuk almarhum.
-
Konsistensi doa: Selain menunaikan shalat, perbanyak doa dan istighfar untuk mayit agar amal ibadahnya diterima oleh Allah.
Meski tidak wajib, langkah-langkah ini bisa menjadi wujud kepedulian dan kasih sayang kita terhadap kerabat yang sudah meninggal. Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa kita menghargai setiap ibadah yang mereka tinggalkan dan tetap berusaha menunaikan hak-hak Allah semaksimal mungkin.
Jadi, sebagai seorang muslim yang taat, hubungan kita bukan hanya dengan manusia, tetapi juga dengan Sang Pencipta. Jangan tunggu sampai terlambat untuk menunaikan shalat wajib, karena setiap detik yang kita sia-siakan bisa menjadi hutang amal. Dan jika ada kerabat yang meninggal meninggalkan shalat, lakukan doa dan qadha shalat jika memang ingin menambah amal mereka, tapi jangan sampai merasa tertekan karena kewajiban itu bukan pada kita.
Yuk, mulai dari sekarang, rajin-rajin menunaikan shalat wajib dan qadha yang tertinggal, sambil mendoakan keluarga dan kerabat yang sudah meninggal. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga hubungan dengan Allah, tapi juga meneladani para ulama yang selalu mengingatkan pentingnya shalat dan doa untuk mayit. Jadikan ibadah ini bagian dari keseharianmu, dan rasakan ketenangan serta pahala yang mengalir dari setiap gerakan shalat.***
.jpg)
No comments